Contoh Cerpen - Seperti biasa tepatnya malam minggu, aku menghabiskan waktu bermain di layar monitor, sebagian para remaja menghabiskan waktu malam minggunya dengan mengupdate status di jejaringan sosial seperti facebook dan twitter, termasuk aku.
Aku seorang mahasiswa yang masih memegang status jomblo saat ini. Aku lebih suka menghabiskan waktu senggang ku di rumah, bernari-nari di atas keayboard, ketimbang jalan-jalan ke luar rumah. Bagi ku jomblo bukanlah seseorang yang merugi, meskipun terasa kekosongan di hati aku berusaha menepis, dengan melakukan berbagai kegiatan di kampus untuk menghilangkan rasa kesepian dan kejenuhan di hati.
Di akhir bulan juni 2013, aku mengenal seseorang pria lewat facebook. Dia seseorang mahasiswa PNP di kota padang ini. “Udah malam kok belum tidur“ itulah chattingan pertama saat waktu menunjukkan jam 11 malam. Sebelum membalasnya aku membuka kronologinya, melihat identitasnya, dan menganguk pelan. Ternyata dia satu asal denganku, aku pun membalasnya, Chattingan demi chattingan pun berbalasan, hingga tanpa sadar. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari, mulai terasa mengantuk dan akhirnya kami mengakhiri chattingan. Kerap kali aku membuka facebook, pesannya selalu bermunculan, bercerita tentang karakter masing-masing hingga kisah asmara, butuh waktu dua minggu kami mulai menjalin keakraban.
Hari demi hari bercengkrama kisah asmara. Bercerita asmaranya hanya bertepuk sebelah tangan, dari celotehannya aku merasa kasihan, tapi di sisi lain dia memang salah, karena ia menyukai wanita yang sudah mempunyai pasangan. Selintas terpikir, betapa bodohnya cowok ini, seperti tak ada wanita lain, yang membuat hatinya goyah. Sebelumnya dia pernah bilang, kalau dirinya sudah berteman lama dengan wanita yang ia sukai ini sejak kelas 2 SMA.
Mulanya sahabatan dan lama-lama menjadi suka, Itulah ungkapannya. Aku pun begitu, menyukai seseorang pria, tak pernah tahu persis kapan tepatnya aku menyukai pria ini, seiring berjalannya waktu cintaku padanya terus tumbuh hingga berbunga. Walaupun aku tahu, itu hanyalah khayalan ku saja. Rasanya tidak mungkin seekor rajawali nan gagah jatuh dalam ribahan merpati yang telah patah sayapnya. Aku dan dia bagaikan langit dan bumi, yang tidak akan pernah menyatu. Aku takut untuk mengatakannya, belum ada kamus bagi diriku yang mengungkapkan langsung perasaan kepada pria. Aku takut suatu saat akan menjadi musuh bila aku menjalin hubungan dengan dia. Takut bila hubungan pertemanan menjadi buruk. Itulah sebabnya diriku saat ini masih berpegang teguh dengan status jomblo yang sudah ku jalani dua tahun lamanya. Aku hanya berharap bila memang dia jodoh ku yang terakhir. Mungkin tak akan ku sia-siakan. Itulah cerita asmara ku kepadanya.
Suatu ketika dia mengajakku untuk bertemu di halte bus kampus, ajakannya aku tolak karena ada urusan yang lebih penting. Dia pun memakluminya, Disaat berbarengan waktu yang sudah menginjaki sebulan lebih, dia mencoba memberanikan diri untuk meminta nomor handphoneku, aku memberinya dengan alasan untuk bisa berkomunikasi lebih dekat. Setiap hari kami mengirim Short message, bercanda dan memberi motivasi. Sungguh menyenangkan.
Terlintas di hati pun muncul, mulai menyukainya tetapi tidak secara langsung, menyukai sekedar menyukainya sebagai sahabat, ataupun saudara. Aku memang mudah terarik dengan lawan jenis, tapi jangan dikira kalau aku cewek nggak benar. Bulan ramadhan dan lebaran pun menghiasi pertemanan kami. Berencana jauh-jauh hari untuk bisa bertemu, berbuka puasa bersama, beli baju lebaran bersama, tetapi itu hanya sebuah janjian. Dan pada akhirnya aku pun belum bisa bertemu dengan dirinya sampai detik ini.
Agustus pun hadir, aku mengenal seorang gadis bernama rosa yang kerap dipanggil osha, kami berkenalan melalui jejaringan sosial juga, diawali sebuah kronologi facebook, yang masih ada sangkut pautnya dengan cowok yang aku kenal lewat dunia maya ini. Dia adalah seorang gadis yang disukai oleh teman ku ini. Kami seperti teman lama, padahal baru berkenalan, belum bertatap muka, memiliki karakter yang sama. Singkat cerita kami pun janjian untuk ketemuan dengan si cewek bawel ini, tepatnya di salah satu pusat perbelanjaan kota bukittinggi. Keakrabanpun cepat terjalin, hingga detik ini. Bagaikan bunga dan tangkainya yang saling melengkapi.
Suatu ketika, cowok yang aku kenal ini mengirim pesan intinya kalau dirinya putus kuliah, dikarenakan melanjutkan usaha orangtuanya di jakarta. Di kemudian hari dia memberi tahuku, ia akan berangkat ke Jakarta, Kami sempat punya janji untuk bertemu, lagi-lagi gagal. Dua minggu di Jakarta, ia pun kembali pulang ke bukittinggi, tak ada kesempatan untuk bisa bertemu dengannya. Selalu gagal gagal dan gagal. Berbagai rencana kami untuk bisa bertemu, tetapi belum membuahkan hasil, sungguh takdir belum berpihak kepada ku. Bulan Oktober pun datang, rosa mengirim pesan kepadaku isinya pria yang ku kenal itu akan pulang dua hari lagi, tapi rosa meminta untuk merahasiakannya, karena ia ingin membuat kejutan untukku. Begitu senangnya hati ini, tetapi bukan seperti yang diharapkan. Ia mendapat musibah kecelakaan yang menyebabkan lutut kakinya tidak dapat dibawa berjalan, hingga harus dibawa ke singapura. Sejak inilah pertemanan kami mulai renggang, tak ada komunikasi sama sekali. Hingga nomor handphone pun tak bisa dihubungi sampai detik ini.
Seiring berjalannya waktu lambat laun aku mulai menyukai dirinya, aku mulai menaruh rasa benih cinta di hati. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Disaat kami merasakan kedekatan, benih cinta pun ku hindari, hanya meanggap sebagai teman facebook dan teman curhatan.
Sekarang ia telah meninggalkan ku, menjauh dari ku. Rasa rindu mulai datang akan sesosok dirinya. Dirinya yang hadir menghiasi segala aktifitas ku, sungguh tak ingin takdir ini mendekati raga. Ingin sekali ia hadir mengisi hari-hari ku yang kosong. Memulai pertemanan baru seperti awal pertemanan dulu. Meskipun tak pernah bertatap muka dengannya, tapi aku masih menunggunya dan ingin menghiasi hari-hari ini.
Tahun 2014 pun menghiasi, tak ada lagi lelaki yang selalu membuatku tersenyum dengan celotehannya, tak tau bagaimana ia sekarang. Tapi apa daya, sekarang aku dengannya tak seperti dulu lagi.
Aku seorang mahasiswa yang masih memegang status jomblo saat ini. Aku lebih suka menghabiskan waktu senggang ku di rumah, bernari-nari di atas keayboard, ketimbang jalan-jalan ke luar rumah. Bagi ku jomblo bukanlah seseorang yang merugi, meskipun terasa kekosongan di hati aku berusaha menepis, dengan melakukan berbagai kegiatan di kampus untuk menghilangkan rasa kesepian dan kejenuhan di hati.
Di akhir bulan juni 2013, aku mengenal seseorang pria lewat facebook. Dia seseorang mahasiswa PNP di kota padang ini. “Udah malam kok belum tidur“ itulah chattingan pertama saat waktu menunjukkan jam 11 malam. Sebelum membalasnya aku membuka kronologinya, melihat identitasnya, dan menganguk pelan. Ternyata dia satu asal denganku, aku pun membalasnya, Chattingan demi chattingan pun berbalasan, hingga tanpa sadar. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari, mulai terasa mengantuk dan akhirnya kami mengakhiri chattingan. Kerap kali aku membuka facebook, pesannya selalu bermunculan, bercerita tentang karakter masing-masing hingga kisah asmara, butuh waktu dua minggu kami mulai menjalin keakraban.
Hari demi hari bercengkrama kisah asmara. Bercerita asmaranya hanya bertepuk sebelah tangan, dari celotehannya aku merasa kasihan, tapi di sisi lain dia memang salah, karena ia menyukai wanita yang sudah mempunyai pasangan. Selintas terpikir, betapa bodohnya cowok ini, seperti tak ada wanita lain, yang membuat hatinya goyah. Sebelumnya dia pernah bilang, kalau dirinya sudah berteman lama dengan wanita yang ia sukai ini sejak kelas 2 SMA.
Mulanya sahabatan dan lama-lama menjadi suka, Itulah ungkapannya. Aku pun begitu, menyukai seseorang pria, tak pernah tahu persis kapan tepatnya aku menyukai pria ini, seiring berjalannya waktu cintaku padanya terus tumbuh hingga berbunga. Walaupun aku tahu, itu hanyalah khayalan ku saja. Rasanya tidak mungkin seekor rajawali nan gagah jatuh dalam ribahan merpati yang telah patah sayapnya. Aku dan dia bagaikan langit dan bumi, yang tidak akan pernah menyatu. Aku takut untuk mengatakannya, belum ada kamus bagi diriku yang mengungkapkan langsung perasaan kepada pria. Aku takut suatu saat akan menjadi musuh bila aku menjalin hubungan dengan dia. Takut bila hubungan pertemanan menjadi buruk. Itulah sebabnya diriku saat ini masih berpegang teguh dengan status jomblo yang sudah ku jalani dua tahun lamanya. Aku hanya berharap bila memang dia jodoh ku yang terakhir. Mungkin tak akan ku sia-siakan. Itulah cerita asmara ku kepadanya.
Suatu ketika dia mengajakku untuk bertemu di halte bus kampus, ajakannya aku tolak karena ada urusan yang lebih penting. Dia pun memakluminya, Disaat berbarengan waktu yang sudah menginjaki sebulan lebih, dia mencoba memberanikan diri untuk meminta nomor handphoneku, aku memberinya dengan alasan untuk bisa berkomunikasi lebih dekat. Setiap hari kami mengirim Short message, bercanda dan memberi motivasi. Sungguh menyenangkan.
Terlintas di hati pun muncul, mulai menyukainya tetapi tidak secara langsung, menyukai sekedar menyukainya sebagai sahabat, ataupun saudara. Aku memang mudah terarik dengan lawan jenis, tapi jangan dikira kalau aku cewek nggak benar. Bulan ramadhan dan lebaran pun menghiasi pertemanan kami. Berencana jauh-jauh hari untuk bisa bertemu, berbuka puasa bersama, beli baju lebaran bersama, tetapi itu hanya sebuah janjian. Dan pada akhirnya aku pun belum bisa bertemu dengan dirinya sampai detik ini.
Agustus pun hadir, aku mengenal seorang gadis bernama rosa yang kerap dipanggil osha, kami berkenalan melalui jejaringan sosial juga, diawali sebuah kronologi facebook, yang masih ada sangkut pautnya dengan cowok yang aku kenal lewat dunia maya ini. Dia adalah seorang gadis yang disukai oleh teman ku ini. Kami seperti teman lama, padahal baru berkenalan, belum bertatap muka, memiliki karakter yang sama. Singkat cerita kami pun janjian untuk ketemuan dengan si cewek bawel ini, tepatnya di salah satu pusat perbelanjaan kota bukittinggi. Keakrabanpun cepat terjalin, hingga detik ini. Bagaikan bunga dan tangkainya yang saling melengkapi.
Suatu ketika, cowok yang aku kenal ini mengirim pesan intinya kalau dirinya putus kuliah, dikarenakan melanjutkan usaha orangtuanya di jakarta. Di kemudian hari dia memberi tahuku, ia akan berangkat ke Jakarta, Kami sempat punya janji untuk bertemu, lagi-lagi gagal. Dua minggu di Jakarta, ia pun kembali pulang ke bukittinggi, tak ada kesempatan untuk bisa bertemu dengannya. Selalu gagal gagal dan gagal. Berbagai rencana kami untuk bisa bertemu, tetapi belum membuahkan hasil, sungguh takdir belum berpihak kepada ku. Bulan Oktober pun datang, rosa mengirim pesan kepadaku isinya pria yang ku kenal itu akan pulang dua hari lagi, tapi rosa meminta untuk merahasiakannya, karena ia ingin membuat kejutan untukku. Begitu senangnya hati ini, tetapi bukan seperti yang diharapkan. Ia mendapat musibah kecelakaan yang menyebabkan lutut kakinya tidak dapat dibawa berjalan, hingga harus dibawa ke singapura. Sejak inilah pertemanan kami mulai renggang, tak ada komunikasi sama sekali. Hingga nomor handphone pun tak bisa dihubungi sampai detik ini.
Seiring berjalannya waktu lambat laun aku mulai menyukai dirinya, aku mulai menaruh rasa benih cinta di hati. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Disaat kami merasakan kedekatan, benih cinta pun ku hindari, hanya meanggap sebagai teman facebook dan teman curhatan.
Sekarang ia telah meninggalkan ku, menjauh dari ku. Rasa rindu mulai datang akan sesosok dirinya. Dirinya yang hadir menghiasi segala aktifitas ku, sungguh tak ingin takdir ini mendekati raga. Ingin sekali ia hadir mengisi hari-hari ku yang kosong. Memulai pertemanan baru seperti awal pertemanan dulu. Meskipun tak pernah bertatap muka dengannya, tapi aku masih menunggunya dan ingin menghiasi hari-hari ini.
Tahun 2014 pun menghiasi, tak ada lagi lelaki yang selalu membuatku tersenyum dengan celotehannya, tak tau bagaimana ia sekarang. Tapi apa daya, sekarang aku dengannya tak seperti dulu lagi.
Cerpen Karangan: Afriliyawati
Facebook: Afriliyawati
Contoh Cerpen Cinta - Pertemuan Tertunda
Reviewed by MCH
on
May 06, 2015
Rating:
No comments: