banner image
Sedang Dalam Perbaikan

MISTERI LAGI "KEMARIN" SEVENTEEN


Setelah bencana Tsunami Selat Sunda Banten, tepatnya di wilayah pantai Tanjung Lesung yang merenggut 3 nyawa personel Grup Band Seventeen, sampai kini menyisakan banyak cerita perihal tragedi itu. Hampir semua berita yang terkait akan peristiwa itu, menjadi viral di media-media sosial.. 

Salah satu yang sangat menarik perhatian banyak netizen, yaitu lagu ‘Kemarin’ karya terbaru grup band Seventeen, yang dibuat oleh Herman Sikumbang,  salah seorang dari tiga personil band Seventeen yang menjadi korban saat tsunami menerjang panggung tempat pertunjukan mereka, 22/12/2018.

Lagu yang berjudul “Kemarin” ini belum sempat dipublikasikan, sebelum kejadian tsunami Selat Sunda Banten Yang menimpa grup band ini. Setelah tragedi tsunami, lagu ini seakan tiba-tiba muncul ke hadapan publik, dengan suasana lirik yang meng-haru biru. 

Lagu ini seperti sangat sesuai dengan takdir yang menimpa grup band Seventeen, atau korban-korban lain yang bersamaan ada di lokasi saat kejadian. membuat lagu ini cepat dikenal oleh masyarakat pencinta musik Indonesia. Hampir setiap hari lagu ini bisa kita dengar dimana-mana.

Bila kita membaca lirik lagu tersebut, terlihatnya seperti biasa. Akan tetapi setelah lagu ini di aransemen oleh Tomo Hidayat, sahabat dari personel seventeen, karya lagu ini menjadi luar biasa, bahkan sangat menyentuh kita yang mendengarkannya.

Tomo Hidayat saat berupaya mendramatisir lagu ini menjadi sedih, seperti dilansir media TRIBUNBATAM.id 1/1/2019, meminta kepada Herman Sikumbang untuk mengganti salah satu lirik yang ada dalam lagu ini. Tomo mempertanyakan lirik “semoga tenang kau di sana, selamanya”. “ini lirik kok kayak ditinggal mati” tanya Tomo kala itu. Ia menyarankan untuk mengganti lirik lagu ini menjadi ringan-ringan saja, ditinggal nikah, atau ditinggal pacar, saran Tomo.


Akan tetapi setelah disampaikan hal itu kepada Herman Sikumbang, Herman sudah mantap dengan lirik itu, dan ia tidak mau mengganti dengan lirik yang lain. Akhirnya lirik lagu tersebut dipertahankan sampai sekarang. 

Dan apa yang terjadi?. Kalimat dari lirik lagu ini “Semoga tenang kau di sana, selamanya”, seperti menjadi kalimat yang sangat keramat, seakan menyimpan misteri, yang membuat kita merinding mendengarkannya.

Kalau kita boleh merenungkan semua yang terjadi menimpa Herman Sikumbang, benarkah sebuah karya seni itu bahasa jiwa. Bahasa yang terkadang sulit kita analisa dengan panca indra kita secara normal. 

Dalam konteks karya lagu “Kemarin”, yang dibuat oleh Herman Sikumbang, akhirnya terjadi pada dirinya sendiri, dia meninggal bersama terjangan tsunami Selat Sunda Banten.  

Apakah saat ia menulis lirik ini, Herman Sikumbang sudah merasakan tanda-tanda hidupnya akan berahir, dan pergi untuk selamanya?. Atau ini sebuah jeritan jiwa, yang diam-diam akan ia tinggalkan untuk para sahabat-sahabatnya?

Ketika seorang seniman mencipta karya seninya, berbagai proses akan dilalui, menyelam jauh ke dasar jiwa, menelusuri hampir semua aspek yang sedang ia fikirkan. Terkadang sulit untuk memprediksi dimana dan kapan ia bisa menemukan titik akhir dari apa yang sedang ia fikirkan. 

Kita tidak bisa ikut dalam proses itu. Akan tetapi, kita hanya bisa merasakan atau menikmati apa yang terjadi setelah proses karya itu usai. Seperti lagu "Kemarin" karya Herman Sikumbang (alm) ini.

Kini Herman Sikumbang telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan keluarga, sahabat, dan kita semua para pencinta musik Indonesia. 

Semoga, karya lagu yang berjudul “Kemarin”, dan karya-karya lagu Herman Sikumbang lainnya, menjadi kenangan ter-indah bagi pecinta musik tanah air, terutama bagi keluarga atau istri tercinta  yang ditinggalkannya.
MISTERI LAGI "KEMARIN" SEVENTEEN MISTERI LAGI "KEMARIN" SEVENTEEN Reviewed by MCH on January 03, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.